24 Jamaah Haji Indonesia Wafat di Mina, 14 Meninggal dalam Tenda


JAKARTA (gardasatu) - Sebanyak 24 jamaah haji asal Indonesia wafat di Mina, 14 orang di antaranya meninggal saat berada dalam tenda.

"Perkembangan sampai hari ini jam 10 Waktu Arab Saudi (WAS), jamaah haji Indonesia yang wafat mencapai 24 orang, 22 reguler dan 2 haji khusus," ujar Kepala Seksi Kesehatan Satgas Mina, Thafsin Alfarizi, Kamis (29/6/2023).

Alfarizi merincikan, 14 orang wafat di tenda, 6 di rumah sakit dan pos kesehatan sekitar Mina serta 2 orang dalam perjalanan.

"Di perjalanan kemarin pinggir maktab 56 dan 1 orang lagi waktu kita mau evakuasi ke RS Mina Al-Wadi," tuturnya.

Mayoritas jamaah haji yang meninggal adalah lanjut usia (lansia).

"Penyebab kematian jantung, paru-paru itu penyakit yang terbesar ditambah penyakit diabetes. Jemaah yang meninggal rencananya dimakamkan di Syarayah dekat Kota Makkah," ujar Alfarizi.

Banyak Dirawat

Sementara itu, jamaah haji Indonesia yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) kawasan Mina berjumlah 56 orang. Sementara jamaah haji yang diobservasi di Pos Kesehatan Mina mencapai 189 orang.

"Ini merupakan data hari kedua dari tanggal 28 Juni selama jamaah berada di Mina. Penyebab terbanyak itu penyakit heatstroke. Mereka rata-rata berusia di atas 55 tahun," paparnya.

Alfarizi merinci tiga besar penyakit yang dialami jamaah selama di Mina. "Heatsroke 39 orang, penyakit pernapasan 19 orang, dan kelelahan 17 orang. Ini adalah penyakit 3 besar dari angka kunjungan di pelayanan poskes Mina selama 2 hari ini sampai jam 10," tuturnya.

Tahfsin menjelaskan, jamaah haji mengalami heatstroke karena terkena sengatan atau paparan langsung matahari dengan durasi yang cukup lama tanpa menggunakam pelindung diri. Mereka juga kekurangan cairan.

"Imbauan untuk melontar sebaiknya ikutilah aturan yang sudah diatur pemerintah Indonesia, jam-jam tertentu sehingga untuk kepadatan maupun cuaca apabila ada cuaca cukup panas menggunakan penutup kepala atau payung kemudian kaca mata," katanya.

Selain itu, kata dia, jangan lupa minum oralit dicampur air 300 ml sekali dalam sehari sebelum beraktivitas. "Siapkan minum selama di perjalanan dan semprotan-semprotan yang mungkin bisa mengurangi dehidrasi selama melempar di jamarat," kata Alfarizi.

Sedangkan untuk jamaah yang tidak bisa melontar jumrah karena kondisi kesehatan, sebaiknya dibadalkan.

"Haji itu adalah arafah yang sudah kita selesaikan. Apabila enggak bisa dengan kondisi fisik, dengan cuaca yang cukup ekstrem bagi kita maka bisa dibadalkan baik itu teman maupun petugas yang nanti bisa membadalkan kita di jamarat," kata Alfarizi menandaskan.***