OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Stabil


PEKANBARU (gardasatu) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan stabilitas sektor jasa keuangan domestik tetap terjaga dengan permodalan solid, profil risiko terjaga dan likuiditas yang memadai.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan ada beberapa faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pergerakan ekonomi global dan nasional.

Dia menyebutkan pelemahan perekonomian global juga masih berlanjut terutama tercermin dari penurunan aktivitas industri dan perdagangan internasional, pertumbuhan perekonomian Tiongkok yang lebih rendah daripada ekspektasi semula, penurunan harga komoditas, serta fragmentasi geopolitik.

Mahendra menyebut kinerja perekonomian nasional terpantau relatif stabil dengan inflasi mengalami penurunan menjadi 4% yoy. Kinerja sektor manufaktur masih melanjutkan ekspansi dengan Purchasing Managers Index (PMI) di Mei 2023 menjadi 50,3, namun melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Neraca perdagangan juga mencatatkan surplus di April 2023 meski kinerja ekspor mengalami kontraksi yang cukup dalam dipengaruhi turunnya harga dan volume komoditas ekspor utama Indonesia," kata Mahendra dalam konferensi pers, Selasa (6/6/23).

Dari sisi pasar modal indeks harga saham 6.633,26 per April 2023 melemah 4,08%. Kemudian non resident mencatatkan inflow Rp 1,67 triliun month to date.

"Melemahnya IHSG ini didorong pelemahan saham di sektor energi dan basic materials yang sejalan dengan perkembangan harga komoditas," jelas dia. Secara ytd, IHSG tercatat melemah 3,17% dengan non resident membukukan net buy sebesar Rp 20,58 triliun.

Kemudian di sektor perbankan per April 2022 penyaluran kredit tercatat Rp 6.464 triliun atau tumbuh 8,08%. Didorong pertumbuhan kredit modal kerja yang termoderasi menjadi 6,55%.

Untuk dana pihak ketiga (DPK) per April 2023 tercatat Rp 7.996 triliun atau turun 6,82%.

Pada sektor IKNB, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan April 2023 mencapai Rp101,34 triliun, atau terkontraksi 1,67% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Maret 2023: -1,3%).

Kontraksi didorong oleh turunnya premi di lini usaha PAYDI, dengan pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa yang turun 10,25% yoy, dengan nilai sebesar Rp 57,67 triliun per April 2023. Namun demikian, akumulasi premi asuransi umum masih tumbuh positif 12,55% yoy (Maret 2023: 12,87%), menjadi Rp 43,67 triliun.(hlc)